antp Majalengka
Tata Wantara asal warga desa Besi Kecamatan Ligung yang tengah menghadapi problem rumah tangganya. Karuan saja daya fikir di otaknya sangat labil. Terlebih desakan permasalahan yang dialami bahkan kebingungan di berondong pertanyaan - pertanyaan yang tidak pernah ia lakukan, yakni terkait pemberitaan di berbagai media yang menyangkut rumah tangganya.
Menurut Tata Wantara dikediamannya saat bincang-bincang dengan para awak media, “ Saat itu saya tegah menghadapi pemasaahan rumah tangga yang amat pelik, Isteri saya menuding saya kalau pemberitaan yang gencar tersebut adalah berkat uang yang saya berikan kepada awak media. “Katanya.
Masih kata Tata, padahal sungguhnya “ Demi Allah Demi Rosulullah” saya tidak pernah memberikan uang sepeserpun kepada awak media. Kalaupun stegmen atau ucapan saya telah membayar sejumlah uang Rp,- 20 juta itu hanya emosi sesaat. (respek tanpa disadari) yang diakibatkan luapan emosi saja. Pungkasnya
Di tempat berbeda Ato Hendarto selaku awak medai (Pimred jejak Investigasi) saat dikonfirmasi berbagai awak media,” Terlepas stegmen Tata itu di rekam atau tidak , yang jelas Demi Allah saya tidak menerima uang apapun. Kalaupun terkait pemberitaan itu sudah tupoksi atau kewajiban saya sebagai jurnalist untuk memberitakan. Tugas jurnalit adalah mencari berita yang valid dan memberitakan untuk komsumsi publik. Toh kami sebagaian sosial control. Tanpa dibayarpun saya sudah menjadi tugas untuk memberitakan. “Ujarnya.
Lanjut Ato Hendarto, terus apa yang mau dipermasalhkan. Toh Kapolri saja sudah berstegmen. Kalau produk jurnalis tidak bisa dipidanakan. Sepanjang pemberitaan tersebut valid ( tidak fitnah/ berimbang) .sekali lagi saya tegaskan. Saya tidak pernah menerima sejumlah uang apapun terkait pemberitaan. Karena tanpa dibayarpun saya seorang jurnalist tupoksinya memberitakan.tegasnya( tim)
Posting Komentar