CIREBON, – Proyek pembuatan sumur resapan yang tengah dikerjakan di Desa Sarabau, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, menjadi sorotan tajam masyarakat sekitar. 


Pasalnya Program yang bersumber dari APBD Kabupaten Cirebon sebesar Rp 89.890.000,- dan dikerjakan oleh CV. Putra Ardi Sela di bawah pengawasan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon ini disebut-sebut menyisakan banyak pertanyaan.


Ada 10 Titik Sumur, dengan Kedalaman 2,5 Meter, Lingkar 1,4 Meter, Dari data di lapangan, proyek tersebut mencakup 10 titik sumur resapan di berbagai lokasi di wilayah Desa Sarabau. 


Setiap titik memiliki kedalaman sekitar 2,5 meter dan diameter lingkaran 1,4 meter. Namun warga justru kebingungan dan mempertanyakan arah aliran air ketika sumur tersebut penuh saat musim hujan tiba.


"Kami bingung, kalau airnya penuh mau ke mana? Apa ada saluran pembuangan atau sistem penyerapan lanjutannya?” ujar salah satu warga Sarabau yang enggan disebut namanya, Kamis (13/11/2025).


Warga juga mengaku tidak pernah mendapatkan sosialisasi atau penjelasan teknis terkait manfaat maupun cara kerja sumur resapan tersebut. Padahal proyek sudah berjalan di sejumlah titik dan menghabiskan dana hampir Rp 90 juta.


Dari hasil Pantauan media di Lapangan

di lokasi menunjukkan sejumlah pekerja tengah menggali tanah berlumpur untuk membentuk lubang sumur. Namun, tidak tampak papan teknis rinci atau penjelasan publik mengenai standar pelaksanaan proyek tersebut.


Kondisi itu memunculkan dugaan bahwa proyek dilakukan terburu-buru tanpa perencanaan matang.


Fuad, Paguyuban rakyat Cirebon (Paraci ) Soroti dan Minta untuk segera Audit pelaksanaan proyek yang dianggap tidak transparan dan berpotensi tidak efektif tersebut. 


"Kami mendesak DLH Kabupaten Cirebon untuk terbuka. Ini uang rakyat, jadi harus dijelaskan secara terang benderang. Jangan cuma gali lubang tanpa kajian, lalu dibilang sudah konservasi,” tegas Fuad.


Fuad juga menyoroti bahwa proyek sebesar hampir Rp 90 juta seharusnya memiliki dokumentasi teknis yang jelas, termasuk perencanaan arah pembuangan air dan pelibatan warga dalam perencanaan.


"Kalau benar niatnya untuk penyerapan air, maka harus ada sistem yang matang. Bukan sekadar gali 10 titik lalu selesai. Paraci akan terus mengawal ini,” ujarnya dengan nada lantang.


Warga Minta Transparansi DLH

Masyarakat berharap Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon segera memberikan penjelasan resmi agar tidak muncul dugaan-dugaan negatif. Proyek yang seharusnya menjadi solusi penyerapan air tanah, kini justru dikhawatirkan menimbulkan masalah baru di Desa Sarabau.


"Kami cuma ingin jelas dan transparan. Jangan sampai proyek lingkungan malah jadi proyek pemborosan,” tutup salah satu warga dengan nada kecewa. (Pedros)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama